JAKARTA - Sejak 1 September 2025, seluruh badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi melakukan penyesuaian harga. Langkah ini mencakup Pertamina, Shell Indonesia, BP-AKR, hingga Vivo Energy Indonesia. Penurunan harga ini diharapkan memberikan efek positif bagi masyarakat dan sektor transportasi.
Di DKI Jakarta, Pertamina menurunkan harga BBM Pertamax Turbo atau RON 98 dari Rp 13.200 per liter menjadi Rp 13.100 per liter. Sementara harga Pertamax RON 95 tetap stabil di Rp 12.200 per liter, dan Pertamax Green RON 95 juga tidak berubah, tetap Rp 13.000 per liter.
Harga BBM jenis solar mengalami penurunan. Pertamina Dexlite (CN 51) turun menjadi Rp 13.600 per liter dari sebelumnya Rp 13.850 per liter. Pertamina Dex (CN 53) juga turun menjadi Rp 13.850 per liter dari sebelumnya Rp 14.150 per liter, menandakan adanya pengurangan beban bagi konsumen pengguna diesel.
Penurunan Harga BBM Swasta
Badan usaha swasta juga mengikuti tren ini. Shell menurunkan harga V-Power Diesel menjadi Rp 14.130 per liter dari Rp 14.380 per liter untuk wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Namun, untuk beberapa jenis BBM Shell lainnya, stok di SPBU sedang kosong sementara waktu.
BP-AKR menyesuaikan harga BBM diesel, termasuk BP Ultimate Diesel yang turun menjadi Rp 14.140 per liter. Penyesuaian harga ini menunjukkan koordinasi industri BBM non subsidi dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga energi.
Vivo Energy Indonesia juga menurunkan harga diesel Primus Plus menjadi Rp 14.140 per liter dari sebelumnya Rp 14.380 per liter. Namun, harga BBM bensin Vivo mengalami kenaikan tipis. Revvo 90 dibanderol Rp 12.530 per liter, Revvo 92 Rp 12.610 per liter, dan Revvo 95 Rp 13.140 per liter, sedikit lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
Daftar Harga BBM Non Subsidi Terbaru per 15 September 2025
Pertamina DKI Jakarta:
Pertamax: Rp 12.200/liter
Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
Pertamax Green: Rp 13.000/liter
Pertamina Dex: Rp 13.850/liter
Dexlite: Rp 13.600/liter
Shell:
Shell Super: Rp 12.580/liter
Shell V-Power: Rp 13.140/liter
Shell V-Power Diesel: Rp 14.130/liter
Shell V-Power Nitro+: Rp 13.300/liter
BP-AKR:
BP Ultimate: Rp 13.120/liter
BP 92: Rp 12.610/liter
BP Ultimate Diesel: Rp 14.140/liter
Vivo Energy:
Revvo 90: Rp 12.530/liter
Revvo 92: Rp 12.610/liter
Revvo 95: Rp 13.140/liter
Diesel Primus Plus: Rp 14.140/liter
Implikasi Penurunan Harga bagi Konsumen
Penurunan harga BBM non subsidi membawa dampak langsung bagi masyarakat pengguna kendaraan pribadi dan transportasi umum. Bagi pengemudi kendaraan pribadi, pengeluaran untuk bahan bakar dapat berkurang, sehingga membantu menjaga stabilitas keuangan rumah tangga.
Sektor transportasi, termasuk angkutan barang dan logistik, juga merasakan manfaat. Penurunan harga diesel membantu perusahaan transportasi menekan biaya operasional, sehingga tidak terlalu membebani harga jasa pengiriman dan distribusi barang.
UMKM yang mengandalkan kendaraan diesel juga mendapatkan keuntungan. Efisiensi biaya operasional membuat mereka tetap kompetitif, menjaga harga produk tetap terjangkau, dan mendukung kelancaran aktivitas ekonomi lokal.
Strategi Industri BBM Non Subsidi
Langkah koordinasi antara Pertamina, Shell, BP-AKR, dan Vivo Energy menunjukkan sinergi industri BBM non subsidi dalam menyesuaikan harga secara responsif. Penyesuaian ini mempertimbangkan pasokan, permintaan, dan kondisi ekonomi nasional.
Beberapa jenis BBM mengalami stabilisasi harga, seperti Pertamax dan Pertamax Green. Sementara jenis diesel menurun untuk meringankan beban biaya, namun beberapa jenis bensin tetap naik tipis, mengikuti mekanisme pasar dan biaya produksi.
Pengendalian harga BBM non subsidi juga menjadi salah satu strategi untuk menjaga inflasi energi. Dengan penyesuaian harga yang tepat, sektor transportasi dan masyarakat dapat menyesuaikan anggaran tanpa tekanan berlebihan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.
Penurunan harga BBM non subsidi sejak 1 September 2025 menjadi kabar positif bagi masyarakat, pelaku transportasi, dan UMKM. Koordinasi antara badan usaha BBM menunjukkan komitmen industri dalam menjaga stabilitas harga energi.
Dengan penyesuaian harga ini, masyarakat dapat merasakan manfaat langsung, termasuk pengurangan biaya operasional kendaraan dan kelancaran distribusi barang. Ke depan, stabilitas harga BBM non subsidi diharapkan terus dipertahankan untuk mendukung daya beli dan pertumbuhan ekonomi nasional.