Pertanian Pekarangan di Banda Aceh Tingkatkan Ketahanan Pangan

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:17 WIB
Pertanian Pekarangan di Banda Aceh Tingkatkan Ketahanan Pangan

JAKARTA - Di Banda Aceh, program Pekarangan Pangan dan Bergizi (P2B) Kementerian Pertanian kembali berjalan aktif. Pada Kamis, 18 September 2025, kelompok tani dan kelompok tani wanita menerima bantuan bibit dan pupuk untuk mendukung gerakan menanam di pekarangan rumah masing-masing.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan keluarga sekaligus meningkatkan gizi masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang selama ini kurang optimal. Bantuan berupa 8.100 bibit cabai, 1.080 bibit pisang, pupuk, dan berbagai jenis bibit lainnya diserahkan secara simbolis kepada para penerima manfaat.

Gerakan Menanam di Pekarangan

Program P2B mendorong setiap keluarga untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan tambahan. Dengan menanam cabai, pisang, dan sayuran lain, keluarga tidak hanya memperoleh bahan makanan segar, tetapi juga menekan biaya belanja harian.

Para anggota kelompok tani yang menerima bibit tampak antusias. Aktivitas menanam ini bukan sekadar kegiatan hortikultura, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi keluarga, terutama anak-anak, tentang pentingnya pemenuhan gizi melalui sumber makanan lokal.

Selain cabai dan pisang, berbagai bibit sayuran lain juga didistribusikan. Hal ini memungkinkan keluarga memvariasikan jenis tanaman, sehingga menu makanan menjadi lebih beragam dan bergizi. Dengan begitu, program ini membantu menekan risiko kekurangan gizi dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Dampak Program terhadap Ketahanan Pangan

Pemanfaatan pekarangan tidak hanya memberi manfaat langsung berupa pasokan pangan, tetapi juga meningkatkan kemandirian keluarga. Ketika kebutuhan sayur dan buah dapat dipenuhi dari pekarangan sendiri, ketergantungan pada pasokan pasar menurun.

Selain itu, kegiatan menanam bersama kelompok tani memperkuat jejaring sosial antarwarga. Pertukaran teknik bercocok tanam, pengalaman penggunaan pupuk, hingga pemeliharaan tanaman menjadi sarana belajar bersama yang mempererat solidaritas komunitas.

Kementerian Pertanian menekankan bahwa program ini bukan hanya soal kuantitas tanaman, tetapi kualitas hidup keluarga secara keseluruhan. Dengan menanam dan memanen sendiri, masyarakat dapat memantau keamanan pangan yang dikonsumsi sehari-hari.

Peningkatan Gizi dan Pendidikan

Salah satu fokus utama P2B adalah meningkatkan asupan gizi keluarga. Cabai dan pisang yang ditanam merupakan sumber vitamin, serat, dan mineral penting bagi kesehatan. Anak-anak dan lansia mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan tanaman ini di pekarangan rumah.

Selain itu, kegiatan ini berfungsi sebagai media pendidikan praktis. Anak-anak belajar menanam, merawat, dan memanen tanaman. Kegiatan ini menanamkan nilai kerja keras, kesabaran, dan pentingnya mengonsumsi makanan sehat sejak dini.

Melalui pembelajaran langsung di pekarangan, masyarakat lebih memahami siklus pertanian dan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Tanaman di pekarangan juga berfungsi sebagai penahan erosi dan penambah kehijauan kota, sehingga ada manfaat lingkungan tambahan selain pangan dan gizi.

Dukungan Bibit dan Pupuk

Bantuan bibit cabai sebanyak 8.100 unit dan 1.080 bibit pisang menjadi modal awal yang signifikan bagi kelompok tani di Banda Aceh. Pupuk yang diberikan juga mendukung pertumbuhan tanaman agar produktif dan tahan terhadap hama serta penyakit.

Selain meningkatkan produktivitas tanaman, bantuan ini memotivasi masyarakat untuk lebih giat mengelola pekarangan. Ketersediaan bibit dan pupuk yang memadai membuat mereka tidak perlu mengeluarkan biaya besar di awal, sehingga lebih fokus pada perawatan dan panen tanaman.

Sinergi antara Pemerintah dan Kelompok Tani

Program P2B memperlihatkan bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam meningkatkan ketahanan pangan lokal. Kelompok tani bertindak sebagai pelaksana di lapangan, sedangkan pemerintah menyediakan dukungan teknis dan sarana produksi.

Sinergi ini membuka peluang bagi pengembangan kapasitas masyarakat. Selain memperoleh bibit dan pupuk, mereka juga mendapatkan pelatihan teknis tentang penanaman, pemeliharaan, dan pengelolaan hasil panen secara efektif.

Dengan adanya pendampingan dari pemerintah, risiko gagal panen dapat diminimalkan. Hal ini memastikan manfaat program tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi berkelanjutan.

Harapan ke Depan

Ke depan, program Pekarangan Pangan dan Bergizi di Banda Aceh diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Pemanfaatan pekarangan secara optimal tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi dan kesehatan.

Selain itu, keberlanjutan program akan mendorong terbentuknya budaya menanam di masyarakat perkotaan dan pedesaan. Kemandirian pangan keluarga menjadi lebih kuat, dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan meningkat.

Program ini menunjukkan bahwa langkah sederhana, seperti menanam di pekarangan, dapat membawa dampak besar. Dari pemenuhan kebutuhan gizi keluarga, penguatan komunitas, hingga pendidikan anak-anak, pekarangan rumah kini menjadi pusat produksi pangan yang produktif dan bermanfaat.

Terkini

Program Makan Bergizi Gratis Serap Ratusan Ribu Pekerja

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:37 WIB

BNN Salurkan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir Bali

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:35 WIB

Diskon Tiket Pesawat Akhir Tahun 2025: Siap-Siap Hemat!

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:33 WIB

BMKG Prediksi Hujan Ringan Melanda DKI Jakarta Hari Ini

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:32 WIB

Persiapan Haji 2026 di Sulawesi Utara Sudah Capai 80 Persen

Jumat, 19 September 2025 | 15:27:28 WIB