Jumat, 19 September 2025

Inbreng Lahan API Dongkrak Ekuitas dan Aset GMFI

Inbreng Lahan API Dongkrak Ekuitas dan Aset GMFI
Inbreng Lahan API Dongkrak Ekuitas dan Aset GMFI

JAKARTA - Transformasi besar tengah berlangsung di tubuh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI). Perusahaan jasa perawatan pesawat tersebut akan mendapat tambahan modal signifikan melalui aksi rights issue, di mana PT Angkasa Pura Indonesia (API) akan menyetorkan aset berupa lahan senilai Rp5,66 triliun.

Aksi ini bukan hanya tentang penambahan modal semata, melainkan langkah strategis untuk memperbaiki struktur ekuitas GMFI yang selama beberapa tahun terakhir berada dalam posisi negatif. Dengan penyertaan aset nontunai melalui mekanisme inbreng, GMFI berpeluang keluar dari tekanan finansial dan membuka ruang pengembangan usaha di masa depan.

Skema Rights Issue dan Inbreng Aset

Baca Juga

Jadwal Terbaru Kapal Pelni Jayapura-Biak September 2025

Dalam prospektus yang akan segera diterbitkan, GMFI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 124,26 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham. Jumlah pasti saham serta harga pelaksanaan akan ditentukan kemudian, sesuai dengan regulasi yang berlaku, yakni POJK 32/2015 dan Peraturan I-A.

Partisipasi API dalam rights issue dilakukan dengan cara menyetorkan lahan seluas 972.123 meter persegi yang berlokasi di kompleks GMF, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Lahan ini akan dicatat sebagai setoran modal dalam bentuk aset tetap.

Skema inbreng sendiri merupakan hasil pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) kepada API melalui mekanisme jual beli HMETD. Dengan begitu, API secara langsung akan menjadi pemegang saham baru setelah aksi korporasi ini rampung.

“Dengan demikian, setelah rencana PMHMETD dilaksanakan, API akan memiliki sejumlah saham pada perseroan,” tulis manajemen GMFI dalam keterbukaan informasi.

Dampak Positif ke Ekuitas dan Aset GMFI

Manajemen GMFI menegaskan bahwa inbreng lahan ini akan berdampak langsung terhadap perbaikan kondisi keuangan. Saat ini, posisi ekuitas GMFI masih negatif US$248,99 juta. Dengan adanya penyertaan aset baru, angka tersebut akan berkurang drastis menjadi negatif US$102,86 juta.

Selain itu, nilai aset tetap GMFI akan melonjak sebesar Rp5,66 triliun atau setara US$351,86 juta. Tambahan ini memperkuat fundamental perusahaan yang sebelumnya terbebani tingginya kewajiban.

“Pelaksanaan PMHMETD akan memberikan dampak langsung berupa peningkatan aset tetap perseroan setidaknya sejumlah Rp5.664.912.000.000 yang berasal dari penyertaan modal nontunai berupa aset API,” jelas manajemen.

Perbaikan juga terlihat dari rasio keuangan. Current ratio GMFI diperkirakan naik dari 87,91% menjadi 90,69%, sementara return on equity (ROE) akan berbalik arah dari -3,52% menjadi 8,52%. Meski demikian, manajemen mencatat bahwa return on asset (ROA) dan return on investment (ROI) kemungkinan sedikit menurun akibat penyesuaian nilai aset.

Optimalisasi Bisnis dan Restrukturisasi

Lebih dari sekadar angka di laporan keuangan, inbreng lahan API diyakini akan membantu GMFI memperkuat fondasi bisnis perawatan pesawat. Dengan lahan baru yang terintegrasi di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, perusahaan memiliki peluang memperluas fasilitas hanggar maupun infrastruktur pendukung.

Manajemen menekankan bahwa aksi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mengoptimalkan aset yang ada, memperbaiki ekuitas, dan mengembangkan lini bisnis agar lebih kompetitif. Seiring meningkatnya kebutuhan perawatan pesawat di kawasan Asia, GMFI diharapkan dapat mengambil porsi pasar yang lebih besar.

“Optimalisasi aset, perbaikan ekuitas, serta pengembangan bisnis perawatan pesawat menjadi target utama dari program ini,” tegas manajemen.

Persetujuan Pemegang Saham

Agar rencana ini dapat terlaksana, GMFI akan meminta persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 Oktober 2025. Agenda ini penting mengingat rights issue merupakan aksi korporasi besar yang mengubah struktur kepemilikan sekaligus neraca keuangan perusahaan.

Pemegang saham akan diminta menyetujui penerbitan saham baru, pengalihan HMETD, serta pencatatan inbreng lahan API sebagai modal baru. Jika mayoritas setuju, GMFI segera melangkah ke tahap eksekusi.

Prospek Jangka Panjang

Meski ROA dan ROI berpotensi mengalami penurunan sementara, dampak jangka panjang dari inbreng ini dinilai lebih besar. Perusahaan akan memiliki kapasitas finansial dan aset yang lebih kuat untuk mendukung ekspansi usaha.

Apalagi, dengan dukungan API sebagai pemegang saham baru, GMFI tidak hanya mendapatkan suntikan aset, tetapi juga sinergi strategis dengan pengelola bandara. Integrasi ini berpeluang mempercepat pengembangan fasilitas dan memberikan nilai tambah pada bisnis inti perawatan pesawat.

Ke depan, langkah restrukturisasi semacam ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan GMFI pada pinjaman bank maupun bantuan induk usaha. Dengan ekuitas yang membaik, perusahaan bisa lebih percaya diri menghadapi tantangan industri aviasi yang fluktuatif.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Sumur Kayuara-20 Dorong Produksi Migas Nasional Tetap Stabil

Sumur Kayuara-20 Dorong Produksi Migas Nasional Tetap Stabil

PDC Perluas Layanan Non-Captive Lewat Kontrak Baru Bisnis Food dan Lodging Services

PDC Perluas Layanan Non-Captive Lewat Kontrak Baru Bisnis Food dan Lodging Services

Meriah! MyPertamina Tebar Hadiah 2025 Umumkan Pemenang Baru

Meriah! MyPertamina Tebar Hadiah 2025 Umumkan Pemenang Baru

City Gas Tour 2025 PGN Semarakkan Transisi Energi Bersih

City Gas Tour 2025 PGN Semarakkan Transisi Energi Bersih

Penemuan Sumur Panen-D11ST Jadi Dorongan Baru Migas

Penemuan Sumur Panen-D11ST Jadi Dorongan Baru Migas