Sabtu, 20 September 2025

Harga Minyak Global Volatil Dipicu Sentimen Pasar Energi

Harga Minyak Global Volatil Dipicu Sentimen Pasar Energi
Harga Minyak Global Volatil Dipicu Sentimen Pasar Energi

JAKARTA - Pasar energi internasional kembali menunjukkan ketidakpastian tinggi sepanjang pekan lalu. Harga minyak mentah global bergerak fluktuatif, mulai dari pelemahan di awal pekan, sempat menguat di pertengahan, lalu terkoreksi, hingga akhirnya ditutup dengan kenaikan tipis pada akhir pekan. Kondisi ini memperlihatkan betapa rapuhnya keseimbangan antara permintaan, pasokan, dan dinamika geopolitik yang terus bergulir.

Selama periode 8–13 September 2025, harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari data ekonomi Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan, kebijakan produksi OPEC+, potensi gangguan pasokan dari Rusia, hingga tensi geopolitik yang memanas akibat konflik di kawasan Eropa Timur.

Pergerakan Harga Harian Sepanjang Pekan

Baca Juga

PLTP Kamojang Siap Ekspansi dan Kembangkan Energi Hidrogen

Pada Senin, 8 September 2025, harga minyak justru dibuka dengan pelemahan. Brent turun 0,2% menjadi US$ 66,10 per barel, sementara WTI terkoreksi 0,4% ke US$ 62,20 per barel. Tekanan ini datang dari kekhawatiran permintaan global, setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil di bawah ekspektasi.

Keesokan harinya, Selasa, 9 September 2025, pasar berbalik arah. Pembatasan produksi OPEC+ serta risiko pasokan dari Rusia kembali menguatkan sentimen positif. Brent naik tipis 0,2% menjadi US$ 66,24 per barel, sedangkan WTI menguat 0,5% ke US$ 62,50 per barel.

Kenaikan berlanjut pada Rabu, 10 September 2025. Brent melonjak 1,1% menjadi US$ 66,95 per barel, sementara WTI naik 0,9% ke US$ 63,05 per barel. Optimisme pemulihan permintaan energi global menjadi pendorong utama penguatan harga pada pertengahan pekan.

Namun, tren positif ini tidak berlangsung lama. Kamis, 11 September 2025, harga kembali melemah. Brent terkoreksi 0,3% ke US$ 66,74 per barel, sementara WTI turun 0,6% ke US$ 62,88 per barel. Kekhawatiran terkait permintaan energi di Amerika Serikat serta potensi kelebihan pasokan global kembali membayangi pasar.

Pelemahan semakin terasa pada Jumat, 12 September 2025. Brent merosot 1,2% menjadi US$ 66,49 per barel, sedangkan WTI turun 0,8% ke US$ 62,40 per barel. Kondisi ini membuat harga minyak mencatat level terendah dalam sepekan terakhir.

Memasuki akhir pekan, Sabtu, 13 September 2025, harga kembali bangkit meski dengan kenaikan terbatas. Brent menguat 0,93% ke US$ 66,99 per barel, sedangkan WTI naik 0,7% ke US$ 62,85 per barel. Pemicu utamanya adalah meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Ukraina melancarkan serangan ke pelabuhan penting di Rusia bagian barat.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pertagas Tingkatkan Keandalan Infrastruktur Energi Nasional Berkelanjutan

Pertagas Tingkatkan Keandalan Infrastruktur Energi Nasional Berkelanjutan

Sinergi PHR dan JAMINTEL Perkuat Proyek Strategis Rokan

Sinergi PHR dan JAMINTEL Perkuat Proyek Strategis Rokan

Pertagas Perkuat Ketahanan Energi Lewat Infrastruktur Terintegrasi

Pertagas Perkuat Ketahanan Energi Lewat Infrastruktur Terintegrasi

Harga Sawit Sumut Stabil Meski Turun Tipis September

Harga Sawit Sumut Stabil Meski Turun Tipis September

Pertanian Pekarangan di Banda Aceh Tingkatkan Ketahanan Pangan

Pertanian Pekarangan di Banda Aceh Tingkatkan Ketahanan Pangan